Minggu, 17 Agustus 2014

HUT ke 69 untuk bangsa yang maju, beretika dan ramah

Leave a Comment
Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke 69, saya mengumpulkan beberapa keluhan-keluhan orang Indonesia yang sangat sering didengar yang aneh tapi nyata. Berawal dari menemukan link di sosial media yang berisi daftar keluhan aneh tapi nyata orang Indonesia kemudian ditambah komentar pengguna tentang keluhan-keluhan lain yang juga sama relevannya.

Mungkin yang paling ngena adalah "ngeluh gaji kecil tapi kredit barang mahal", contohnya seperti pada kejadian tempo lalu saat buruh-buruh demo nuntut kenaikan UMR tapi bawaannya Ninja 250 seharga 40 jutaan keatas (yang sudah dapat dipastikan kredit). Alih-alih perjuangan proletar kaum buruh, yang ada justru makin dikejar-kejar penagih hutang cicilan sepeda motor. 

Usia 69 tahun untuk ukuran negara merdeka memang masih belia. Namun dengan kemerdekaan yang dicapai sudah pada tahun 1945, seharusnya tidak ada banyak alasan untuk menjadi negara yang kemajuannya merata dari sabang sampai merauke. Lihat saja sekarang, sampai detik ini, segala kebutuhan kehidupan masyarakat masih dibawah naungan import.

http://img238.imageshack.us/img238/6916/ivens3ind02rx2.jpg
Indonesia Calling (Joris Ivens, Australia, 1946)

Salah satu atau banyak dari ungkapan-ungkapan di bawah ini pasti sering kita baca dan dengar langsung di kalangan masyarakat,

Ngeluh macet tapi pas pakai mobil pribadi

Ngeluh banjir tapi buang sampah sembarangan

Ngeluh internet lemot tapi pas langganan paket internet murah

Ngeluh hukum Indonesia lemah tapi selalu cari celah buat melanggar hukum

Ngeluh harga naik tapi kalau belanja nggak kira-kira

Ngeluh bbm naik tapi sering muter-muter pakai kendaraan dengan tujuan yang gak jelas


Ada lagi sindirian yang kadung meresap tapi tidak disadari, karena ternyata sebagian besar masyarakat masih suka berkutat dan berpemikiran seperti di bawah ini,


Malaysia dimaki-maki, tapi jangan lupa, banyak juga yang jadi TKI ke Malaysia.

Cina kamu "aseng-asengkan", kamu halang-halangi jadi pejabat publik, eh tapi gajimu sendiri tiap bulan dibayar sama bosmu yang keturunan Cina.

Yahudi kamu anjing-anjingkan, tapi tiap hari main pesbuk bikinan Yahudi dan menikmati banyak hasil produknya.

Kapitalis kamu hujat-hujat, tapi Dji Sam Soe kamu hisap dengan nikmat.

Sepakbola ngarep mau masuk piala dunia. Tapi pembinaan usia muda minim dan timnas isinya orang-orang asing naturalisasi yang di negaranya gak dipakai.

Ngaku negara maritim, eh angkatan laut melempem. Kapal belum diapa-apain udah karam sendiri.

Ngaku negara agraris, tapi  beras masih sering import.

Gagal mengaku negara maritim dan negara agraris, timbul pengakuan NEGARA AGAMIS. Tunggu dulu, menteri agama jadi tersangka korupsi haji.

Nah, bagaimana? Mau presiden sebagus apapun, jika ungkapan-ungkapan akar-rumput sebagian besar masyarakat Indonesia yang mencermikan mental dan pola pikir masih seperti ini jangan harap bisa segera nyusul tetangga Malaysia atau Singapore..

Ini kritik bersama, tapi biasanya yang semacam ini justru malah diterima sebagai sekedar lelucon, dimaklumi, kemudian diulang-ulang.


Sumber : Kutipan keluhan dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar