|
sumber foto: rappler.com |
Tahun 2016 kusut. Bulan-bulan menjelang akhir tahun disuguhi
tontonan gelombang konservatifme agama yang mempersoalkan ucapan seorang A.
Mereka tampak kurang piknik! Lho tapi kan mereka juga ada kalangan berduit,
tentu tidak susah dong untuk liburan dan menjelajah kolong dunia? Iya benar.
Piknik tak cuma soal raga yang berpindah-pindah dan meghirup oksigen yang sama
dari semua orang lintas suku ras agama, tapi juga ada piknik intelektual. Piknik
yang akan menambah jelajah berpikir dan wawasan untuk melengkapi piknik raga.
Rupanya, tak ada piknik intelektual atau sekurang-kurangnya
amat sangat sedikit. Demo berlatar konservatisme beragama ini makin tampak
memalukan di tahun-tahun modern ini dan menambah buntut panjang bahwa
sebenarnya, jauh di lubuk hati memang tidak ingin ada sebuah kebhinnekaan.
Keberagaman bukan soal bagaimana hidup rukun dan menerima perbedaan suku ras
dan agama dalam wadah masyarakat bernegara. Tapi tentu soal kepemimpinan juga,
itulah adil sejak dalam pikiran.
Read More...