Rabu, 30 November 2016

Tantangan Merkel Menjadi Kanselir Keempatkalinya

Leave a Comment


PEGIDA Hurting Dresden Business (Sumber : financialtribune.com)
Angela Merkel, wanita yang berjuluk Iron Lady di Jerman baru-baru ini memecahkan spekulasi selama beberapa bulan sebelumnya terkait peluang pencalonan dirinya sebagai kanselir lagi. Ia mengumumkan sendiri bahwa dirinya berencana ikut dalam Pemilu Kanselir Oktober 2017 mendatang

“Saya sudah lama memikirkan ini. Bukan hal sepele memutuskan kembali mencalonkan diri untuk periode keempat, setelah 11 tahun menjabat" begitu ucap Angela Merkel dalam konferensi pers di hadapan partainya CDU di Berlin pada Minggu (20/11) seperti dilansir dari Reuters[T1] .


Dalam pidato partainya tersebut Merkel juga berjanji untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan. “Kita menghadapi tantangan, di Eropa dan di dunia internasional, terhadap nilai-nilai dan kepentingan kita dan - sederhananya - terhadap gaya hidup kita.”

"Uni Eropa juga harus mengatasi ketegangan krisis Euro, masalah migran, dan keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa," ungkap Merkel.

Angela Merkel tercatat sudah sejak tahun 2005 menduduki jabatan sebagai kanselir di badan konstitusional dan legislatif yang populer bernama Bundestag, itu artinya ia sudah berkuasa selama tiga periode sejauh ini. Baik para anggota Bundestag dan kanselir dipilih secara voting oleh rakyat Jerman empat tahun sekali.

Jerman menggunakan sistem parlementer. Seorang kanselir adalah setara dengan perdana menteri di banyak negara lain dan memiliki wewenang eksklusif secara de facto. Sedangkan jabatan Presiden mewakili Republik Federal Jerman dalam urusan hukum internasional, menyimpulkan perjanian dengan negara asing juga penandatanganan semua undang-undang federal agar dapat berlaku. Ini telah diatur berdasarkan Pasal 59 (1) UU Dasar Konstitusi Jerman, dan Presiden Jerman saat ini dijabat oleh Joachim Gauck.

Pemilu federal yang bakal memilih anggota di Bundestag termasuk kanselir bakal diselenggarakan tanggal 22 Oktober 2017. Angela Merkel berasal dari Partai Christian Democratic Union (CDU) yang juga berafiliasi dengan Partai Christian Social Union in Bavaria (CSU), baik CDU dan CSU kemudian berjalan kompak dan bermitra sejak tahun era kanselir Helmut Kohl.

Tantangan Angela Merkel

Namun keinginan Angela Merkel bukan tanpa rintangan. Era kepemimpinan Angela Merkel dalam ujian hebat di tahun lalu. Peristiwa migrasi ratusan ribu hingga jutaan manusia yang didominasi dari Timur Tengah menyerbu Eropa. Banyak dari negara-negara Eropa kewalahan dan mencoba membendung mereka.

Tetapi angin segar datang dari Jerman. Merkel meyambut dengan tangan lebar terbuka, menginjinkan mereka datang ke Jerman. “Kami bisa melakukannya!” serunya sambil menangis, dikutip dari The Telegraph [T2] ketika menyambut kereta pertama dari para pengungsi yang datang ke Munich. Dalam unggahan video yang sempat viral, banyak orang Jerman bertepuk tangan sambil menyambut mereka, menunjukkan bahwa Jerman berbeda dari Hungaria atau negara-negara Eropa Timur lainnya.

Atas keputusan Merkel ini bukan tanpa cela. Suara penolakan justru datang dari kerabat terdekat partai CSU. Horst Seehofer pemimpin partai tersebut mengkritik keras kebijakan Merkel yang memungkian ratusan ribu pengungsi dari Timur Tengah masuk ke negaranya.

Seehefor bahkan mengancam akan menggugat pemerintah di pengadilan tinggi dan mengisyaratkan kemungkinan CSU akan menggulingkan Nyonya Merkel.

Akibat dari pembukaan keran imigran yang terlalu lebar ditahun lalu, nyatanya telah mengorbankan popularitas Nyonya Merkel. Survei Agustus kemarin oleh surat kabar Bild am Sonntag dikutip dari Reuters [T3] menyebutkan bahwa 50% warga Jerman menentang Angela Merkel untuk terus melaju sebagai kanselir jerman keempat kalinya. Survei yang dilakukan terhadap 501 orang ini hanya menyisakan pendukung kemajuan Merkel sebesar 42%.

Ini muncul setelah serangkaian serangan kekerasan pada bulan Juli sebelumnya yang mengklaim dirinya simpatisan ISIS. Diyakini serangkaian teror inilah yang menumbuhkan skeptisisme atas dibukanya pintu migran oleh kebijakan Merkel.

Pesaing lainnnya juga datang dari Partai Alternative für Deutschland (AfD) yang baru terbentuk pada 2013 lalu. Partai berhaluan sayap kanan yang kebijakannya berseberangan dengan Angela Merkel terkait pengungsi justru menunjukkan kenaikan positif. 

Mereka berhasil memuncaki peringkat kedua di pemilu negara bagian Mecklenburg-Vorpommern dengan raupan 20.8%. Pemilu yang diadakan pada 4 September kemarin hanya menempatkan Partai CDU di urutan ketiga dengan 19%, turun dari sebelumnya yang meraup 23.1%. Di pemilu Berlin tanggal 18 September selanjutnya, Partai AfD juga meraup suara 14.2% di peringkat kelima dengan CDU memimpin 17.6% di urutan kedua dimana pada pemilu sebelumnya meraup 23.4%.

“CDU menurun. Afd naik. Tahun 2017 kita akan melihat Angela Merkel berjuang untuk politiknya bertahan hidup , dan AfD akan menjadi kekuatan terbesar ketiga di Jerman –setidaknya” tulis Beatrix von Stroch yang adalah wakil pimpinan AfD di halaman facebook resminya[T4] .

Partai AfD memberi kecemasan publik bahwa pengungsi dengan sekitar 70 persen adalah Muslim yang menduduki Jerman, menyedot perumahan, sumber daya dan pekerjaan lainnya di Jerman. Meskipun Merkel menanggapinya dengan menolak argumen tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada dana yang diambil untuk pengungsi. Popularitas AfD telah terus naik, populisme terus menjalar menunjukkan dukungannya menentang kebijakan pemerintah dan dalam hal ini menjunjung keinginan untuk tidak menerima para imigran. 

Sebelumnya, penelitian German Institute for Economic Research and Humboldt University [T5] juga memperkuat tentang bagaimana partai anti-imigran seperti ini menunjukkan kekuatan di ajang-ajang pemilu yang diselenggarakan. Lebih dari 40.000 orang diwawancarai lewat penelitian ini terkait dukungan mereka terhadap berbagai partai politik . Mereka menemukan bahwa pendukung AfD cenderung dari laki-laki, di bawah umur 30 tahun, pengangguran, berpendidikan rendah dan tinggal di timur Jerman.

Sebagai gambaran, selama kurun waktu tahun 2015 terdapat 1.255.640 orang pencari suaka menyerbu Eropa. Mereka tiba sebagian besar melalui jalur laut, sempat hidup sebagai manusia perahu dan tidak sedikit yang meninggal dunia di lautan. Sedangkan yang lainnya menempuh perjalanan darat melintasi Turki dan Albania.

Data dari Eurostat tahun 2015 mencatat[T6] , Jerman memimpin dengan menerima para pencari suaka terbanyak dengan 441.800 orang, disusul Hungaria yang menerima 174.435 orang dan ketiga terbesar adalah Swedia dengan 156.110 orang. Para pencari suaka datang dilatarbelakangi konflik berkepanjangan di tanah air asalnya terbanyak berasal dari Suriah, disusul dari Afghanistan dan Turki.

Merkel tentu akan berjuang keras menghadapi tantangan terberat ini. Peta politik Jerman sudah mulai berubah berkat hadirnya AfD merepson isu imigran dan anti-anti yang lain. Maka tidak berlebihan jika Merkel akhir-akhir ini dinilai sebagai benteng terakhir nilai-nilai liberal dunia barat, khususnya setelah kemenangan Trump di Pemilu Amerika Serikat. “Merkel adalah jawaban untuk rakyat saat ini. Saat ini maupun dulu, dia anti-Trump,” ujar Perdana Menteri Negara Bagian Saxony, Jerman, Stanislaw Tillich, dikutip dari Reuters

Lebih lanjut Nyonya Merkel juga mengatakan bahwa pencalonannya kembali juga akan mempertimbangkan kondisi kesehatannya, sembari meyakinkan kepada khalayak bahwa ia sekarang masih merasa terjaga dan penuh dengan ide-ide. Nyonya Merkel tentu harus tetap prima untuk menjaga asanya.



 [T1]Sumber : http://www.huffingtonpost.com/entry/germany-merkel-fourth-term_us_5831f48fe4b099512f8366f6

 [T2]Sumber : http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/germany/angela-merkel/12154356/How-Germany-fell-out-of-love-with-Angela-Merkel.html

 [T3]Sumber : http://www.reuters.com/article/us-germany-merkel-idUSKCN11306L?il=0

http://www.reuters.com/article/us-germany-merkel-idUSKCN11306L

 [T4]Sumber : https://www.facebook.com/BeatrixVonStorch/photos/a.555550651153051.1073741828.549796328395150/1243079735733469/?type=3&theater

 [T5]Sumber : http://www.reuters.com/article/us-germany-afd-idUSKCN10Z1IV

 [T6]Sumber : http://ec.europa.eu/eurostat/documents/2995521/7203832/3-04032016-AP-EN.pdf/

0 komentar:

Posting Komentar