PEGIDA Hurting Dresden Business (Sumber : financialtribune.com) |
Angela Merkel, wanita
yang berjuluk Iron Lady di Jerman baru-baru
ini memecahkan spekulasi selama beberapa bulan sebelumnya terkait peluang
pencalonan dirinya sebagai kanselir lagi. Ia mengumumkan sendiri bahwa dirinya
berencana ikut dalam Pemilu Kanselir Oktober 2017 mendatang
“Saya sudah lama memikirkan ini. Bukan hal sepele memutuskan
kembali mencalonkan diri untuk periode keempat, setelah 11 tahun menjabat"
begitu ucap Angela Merkel dalam konferensi pers di hadapan partainya CDU di
Berlin pada Minggu (20/11) seperti dilansir dari Reuters[T1] .
Dalam pidato partainya tersebut Merkel juga berjanji untuk
memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan. “Kita menghadapi tantangan,
di Eropa dan di dunia internasional, terhadap nilai-nilai dan kepentingan kita
dan - sederhananya - terhadap gaya hidup kita.”
"Uni Eropa juga harus mengatasi ketegangan krisis Euro,
masalah migran, dan keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa,"
ungkap Merkel.
Angela Merkel tercatat sudah sejak tahun 2005 menduduki
jabatan sebagai kanselir di badan konstitusional dan legislatif yang populer
bernama Bundestag, itu artinya ia sudah berkuasa selama tiga periode sejauh
ini. Baik para anggota Bundestag dan kanselir dipilih secara voting oleh rakyat
Jerman empat tahun sekali.
Jerman menggunakan sistem parlementer. Seorang kanselir adalah
setara dengan perdana menteri di banyak negara lain dan memiliki wewenang
eksklusif secara de facto. Sedangkan
jabatan Presiden mewakili Republik Federal Jerman dalam urusan hukum
internasional, menyimpulkan perjanian dengan negara asing juga penandatanganan
semua undang-undang federal agar dapat berlaku. Ini telah diatur berdasarkan
Pasal 59 (1) UU Dasar Konstitusi Jerman, dan Presiden Jerman saat ini dijabat
oleh Joachim Gauck.
Pemilu federal yang bakal memilih anggota di Bundestag
termasuk kanselir bakal diselenggarakan tanggal 22 Oktober 2017. Angela Merkel
berasal dari Partai Christian Democratic Union (CDU) yang juga berafiliasi
dengan Partai Christian Social Union
in Bavaria (CSU), baik CDU dan CSU kemudian berjalan kompak dan bermitra
sejak tahun era kanselir Helmut Kohl.
Tantangan
Angela Merkel
Namun keinginan Angela Merkel bukan
tanpa rintangan. Era kepemimpinan Angela Merkel dalam ujian hebat di tahun
lalu. Peristiwa migrasi ratusan ribu hingga jutaan manusia yang didominasi dari
Timur Tengah menyerbu Eropa. Banyak dari negara-negara Eropa kewalahan
dan mencoba membendung mereka.
Tetapi angin segar datang dari Jerman. Merkel meyambut
dengan tangan lebar terbuka, menginjinkan mereka datang ke Jerman. “Kami bisa
melakukannya!” serunya sambil menangis, dikutip dari The Telegraph [T2] ketika
menyambut kereta pertama dari para pengungsi yang datang ke Munich. Dalam
unggahan video yang sempat viral, banyak orang Jerman bertepuk tangan sambil
menyambut mereka, menunjukkan bahwa Jerman berbeda dari Hungaria atau
negara-negara Eropa Timur lainnya.
Atas keputusan Merkel ini bukan tanpa cela. Suara penolakan
justru datang dari kerabat terdekat partai CSU. Horst Seehofer pemimpin partai
tersebut mengkritik keras kebijakan Merkel yang memungkian ratusan ribu pengungsi
dari Timur Tengah masuk ke negaranya.
Seehefor bahkan mengancam akan menggugat pemerintah di
pengadilan tinggi dan mengisyaratkan kemungkinan CSU akan menggulingkan Nyonya
Merkel.
Akibat dari pembukaan keran imigran yang terlalu lebar
ditahun lalu, nyatanya telah mengorbankan popularitas Nyonya Merkel. Survei Agustus
kemarin oleh surat kabar Bild am Sonntag dikutip dari Reuters [T3] menyebutkan
bahwa 50% warga Jerman menentang Angela Merkel untuk terus melaju sebagai
kanselir jerman keempat kalinya. Survei yang dilakukan terhadap 501 orang ini
hanya menyisakan pendukung kemajuan Merkel sebesar 42%.
Ini muncul setelah serangkaian serangan kekerasan pada bulan
Juli sebelumnya yang mengklaim dirinya simpatisan ISIS. Diyakini serangkaian
teror inilah yang menumbuhkan skeptisisme atas dibukanya pintu migran oleh
kebijakan Merkel.
Pesaing lainnnya juga datang dari Partai Alternative für Deutschland (AfD) yang
baru terbentuk pada 2013 lalu. Partai berhaluan sayap kanan yang kebijakannya
berseberangan dengan Angela Merkel terkait pengungsi justru menunjukkan
kenaikan positif.
Mereka berhasil memuncaki peringkat kedua di pemilu negara
bagian Mecklenburg-Vorpommern
dengan raupan 20.8%. Pemilu yang diadakan pada 4 September kemarin hanya
menempatkan Partai CDU di urutan ketiga dengan 19%, turun dari sebelumnya yang
meraup 23.1%. Di pemilu Berlin tanggal 18 September selanjutnya, Partai AfD
juga meraup suara 14.2% di peringkat kelima dengan CDU memimpin 17.6% di urutan
kedua dimana pada pemilu sebelumnya meraup 23.4%.
“CDU menurun. Afd naik. Tahun 2017 kita akan melihat Angela
Merkel berjuang untuk politiknya bertahan hidup , dan AfD akan menjadi kekuatan
terbesar ketiga di Jerman –setidaknya” tulis Beatrix von Stroch yang adalah
wakil pimpinan AfD di halaman facebook resminya[T4] .
Partai AfD memberi kecemasan publik bahwa pengungsi dengan
sekitar 70 persen adalah Muslim yang menduduki Jerman, menyedot perumahan,
sumber daya dan pekerjaan lainnya di Jerman. Meskipun Merkel menanggapinya
dengan menolak argumen tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada dana yang
diambil untuk pengungsi. Popularitas AfD telah terus naik, populisme terus
menjalar menunjukkan dukungannya menentang kebijakan pemerintah dan dalam hal
ini menjunjung keinginan untuk tidak menerima para imigran.
Sebelumnya, penelitian German Institute for Economic Research and Humboldt
University [T5] juga
memperkuat tentang bagaimana partai anti-imigran seperti ini menunjukkan
kekuatan di ajang-ajang pemilu yang diselenggarakan. Lebih dari 40.000 orang diwawancarai
lewat penelitian ini terkait dukungan mereka terhadap berbagai partai politik .
Mereka menemukan bahwa pendukung AfD cenderung dari laki-laki, di bawah umur 30
tahun, pengangguran, berpendidikan rendah dan tinggal di timur Jerman.
Sebagai gambaran, selama kurun waktu tahun 2015 terdapat
1.255.640 orang pencari suaka menyerbu Eropa. Mereka tiba sebagian besar
melalui jalur laut, sempat hidup sebagai manusia perahu dan tidak sedikit yang
meninggal dunia di lautan. Sedangkan yang lainnya menempuh perjalanan darat
melintasi Turki dan Albania.
Data
dari Eurostat tahun 2015 mencatat[T6] ,
Jerman memimpin dengan menerima para pencari suaka terbanyak dengan 441.800
orang, disusul Hungaria yang menerima 174.435 orang dan ketiga terbesar adalah
Swedia dengan 156.110 orang. Para pencari suaka datang dilatarbelakangi konflik
berkepanjangan di tanah air asalnya terbanyak berasal dari Suriah, disusul dari
Afghanistan dan Turki.
Merkel tentu akan berjuang keras menghadapi tantangan
terberat ini. Peta politik Jerman sudah mulai berubah berkat hadirnya AfD
merepson isu imigran dan anti-anti yang lain. Maka tidak berlebihan jika Merkel akhir-akhir ini dinilai sebagai benteng
terakhir nilai-nilai liberal dunia barat, khususnya setelah kemenangan Trump di
Pemilu Amerika Serikat. “Merkel adalah jawaban untuk rakyat saat ini. Saat ini
maupun dulu, dia anti-Trump,” ujar Perdana Menteri Negara Bagian Saxony,
Jerman, Stanislaw Tillich, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut Nyonya Merkel juga mengatakan bahwa
pencalonannya kembali juga akan mempertimbangkan kondisi kesehatannya, sembari
meyakinkan kepada khalayak bahwa ia sekarang masih merasa terjaga dan penuh
dengan ide-ide. Nyonya Merkel tentu harus tetap prima untuk menjaga asanya.
[T1]Sumber
: http://www.huffingtonpost.com/entry/germany-merkel-fourth-term_us_5831f48fe4b099512f8366f6
[T2]Sumber
: http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/germany/angela-merkel/12154356/How-Germany-fell-out-of-love-with-Angela-Merkel.html
[T3]Sumber
: http://www.reuters.com/article/us-germany-merkel-idUSKCN11306L?il=0
http://www.reuters.com/article/us-germany-merkel-idUSKCN11306L
[T4]Sumber
: https://www.facebook.com/BeatrixVonStorch/photos/a.555550651153051.1073741828.549796328395150/1243079735733469/?type=3&theater
0 komentar:
Posting Komentar