Sabtu, 03 Mei 2014

Kita yang membayar mereka

Leave a Comment


Beberapa waktu lalu, dailymail memuat sebuah artikel beserta foto Perdana Menteri Inggris David Cameron sedang naik trem, sebuah angkutan umum massal di Inggris. Tampak dalam foto tersebut David Cameron berdiri sambil membaca koran diantara para penumpang biasa yang duduk di kursi kereta. Dalam perspektif umum, pandangan kita akan terlihat aneh atau tidak lazim seorang pejabat apalagi sekelas perdana menteri naik angkutan umum yang dipakai rakyat biasa. Ditambah posisinya yang berdiri sambil membaca koran dengan santai diantara penumpang lain yang duduk di kursi masing-masing. Antara rasa heran, senang atau bahkan kesal mungkin dirasakan oleh para penumpang yang mengetahui perdana menterinya naik trem. Dan hanya seputar itu saja kegaduhan yang terjadi. Nampaknya pemimpin dan rakyat sadar betul akan posisinya, yaitu sebagai pemimpin yang digaji dan diberi mandat rakyat untuk bekerja mengelola. Jadi bisa dikatakan posisi Cameron adalah pegawai bagi rakyatnya.

Jika dibandingkan dengan keadaan sosial masyarakat Indonesia akan sangat bertolak belakang bahwa kebiasaan dan reaksi apabila ada seorang pejabat atau elitis disambut setinggi langit, dihormati tinggi-tinggi, bila perlu membungkuk-bungkuk atau dengan gestur menyembah-nyembah. Mungkin sudah lupa bahwa mereka ini pegawai rakyat yang gajinya dibayar oleh rakyat. Tidak ada yang salah menaruh hormat kepada pemimpin, namun menjadi salah jika hormat ini menjadi semacam tradisi yang konservatif hingga menafikan pekerjaan-pekerjaan apa yang sudah diperbuat oleh seorang pemimpin tersebut bagi rakyat. Mereka sejatinya adalah pegawai kita, makan dan mencukupi kebutuhan dari uang kita. Hormatlah sewajarnya dan lebih baik hormat dan respect karena prestasi kerjanya.

0 komentar:

Posting Komentar