Senin, 17 Agustus 2015

Karnaval HUT RI bersama PKI

Leave a Comment

https://simomot.files.wordpress.com/2015/02/anindya-kusuma-putri.jpg

Pada Sabtu (15/8/2015) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur diadakan Karnaval dalam rangka menyambut HUT RI ke 70.[i] Ada yang menarik, yaitu ketika sekelompok peserta karnaval membawa atribut PKI berupa foto-foto tokoh Partai Komunis Indonesia beserta bendera palu arit. Juga ditampilkan para perempuan berpakaian kebaya sederhana tempo dulu yang dimaksudkan sebagai Gerwani. Dari aksi-aksi karnaval yang dilombakan itu, kelompok PKI ini bertujuan memperlihatkan kepada warga sejarah kekejaman dan pemberontakan yang pernah dilakukan organisasi itu. Kelompok ini juga menampilkan aksi teatrikal tersebut dihadapan bupati beserta wakilnya, pimpinan Kodim dan Polres Pamekasan beserta para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan.

Beberapa warga merespon dengan heran tentang kenapa lambang-lambang palu arit tersebut ditampilkan dengan vulgar. Salah satu warga yang dimintai keterangan heran kenapa lambang-lambang PKI yang marak mendapat perlawanan dari masyarakat, bebas berkibar di tengah-tengah karnaval HUT RI, ujarnya. Anggota Kodim 0826 Pamekasan bahkan langsung merampas dan memusnahkan. Hanya ada beberapa anggota karnaval yang membawa atribut tersebut sampai garis finish.[ii] Letkol Armed Mawardi selaku Komandan Kodim 0826 Pamekasan beralasan, agar simbol-simbol PKI itu tidak sampai merasuk ke fikiran masyarakat. 

Baik Bupati Pamekasan sampai pada Polres Pamekasan sibuk menggelar klarifikasi kesalahpahaman dan penyidikan.[iii] Peserta karnaval yang dimintai keterangan berujar bahwa tema dan atribut yang wajib digunakan yakni seragam delapan jenderal yang dibunuh dan dalam barisan terdapat juga tokoh-tokoh PKI Aidit cs serta anggota PKI bersenjata clurit dan simbol-simbol palu arit,” ujarnya.[iv]

17 Agustus 2015 ini Indonesia genap menjalani kemerdekaan selama 70 tahun. Dengan tiga fase besar yang mempengaruhi yaitu Orde Lama 1945-1965, Orde Baru 1966-1998, dan Reformasi 1998- sekarang. PKI sendiri ada di era Orde Lama, berakhir tragis dengan pembasmian besar-besaran di rentang tahun 1965-1966, ditutup dengan dilengserkannya Presiden Soekarno berganti Presiden Suharto. Babak baru Orde Baru dimulai dengan semangat anti-komunisme. Isu-isu komunisme tak jarang dipakai untuk mengalahkan lawan politiknya yang juga anti-komunis. Bahkan berlangsungnya era Reformasi tak lantas membuat semangat anti-komunis bentukan Orde Baru menjadi sepi peminat. Aparat keamanan yang juga masih berisi warisan Orde Baru masih tampak sehat bugar untuk sigap menangkapi bau bau palu arit.

Kejadian di Pamekasan tersebut contoh teranyarnya, jika banyak kasus sebelumnya yang menampilkan atribut PKI dalam sebuah karya atau yang sekedar dihubung-hubungkan untuk dituduh menyebarkan paham komunisme, aksi teatrikal di Pamekasan itu jelas dalam temanya untuk memperagakan iring-iringan kekejaman PKI yang dituding membunuh tujuh jenderal lengkap dengan para perempuan bergaya Gerwani sebagai penggembira saat pembunuhan. Cerita dan teatrikal yang ditampilkan padahal sudah sesuai dengan sejarah versi Orde Baru yang melimpahkan segala dosa ke PKI. Namun ternyata tak membuat sebagain warga, aparat dan jajaran pemerintahan bangga menyaksikan. 

Masih dalam suasana ketakutan terhadap hantu-hantu komunisme yang diyakini, perasaan ketakutan dan resah masih muncul ketika kisah PKI versi mereka sendiri ditampilkan dalam bentuk tetatrikal. Ini cukup menggelikan memang, bagaimana sesama anti-komunisme saling berselisih membahas anti-komunisme itu sendiri. Yang satu ingin memperingati dengan teatrikal kekejaman dan yang lainnya merasa takut, risih dan tak biasa karena hantu-hantu komunisme itu seakan berdatangan mendekat saat segala atributnya diarak di jalanan. Ini bagai lingkaran, berputar terus tak berujung.

Apapun itu, penjualan buku bertemakan Marxisme dengan sangat mudah ditemukan, pembeli pun ramai menikmati ajaran dan gerakan komunisme ini. Meskipun di sisi lain, di kalangan masyarakat awam beserta aparat lawas hal ini selalu berusaha menerus diberangus, tampaknya semakin membuat orang-orang muda ingin tahu lebih dalam dan luas melampaui apa yang ditakuti itu. Lihat saja, buku-buku itu tak hanya bergambar palu arit yang sebenarnya tak bisa mengajarkan apapun,  justru berisi banyak pergerakan sosial yang didasari atau bersinggungan dengan ajaran komunisme. Ya, semangat komunisme adalah semangat perlawanan. Marxisme tak akan pernah bisa lepas dari ranah ilmu pengetahuan khususnya di Universitas. Tidak bisa dibayangkan apabila kampus-kampus didatangi anggota Kodim, mengintai, kemudian masuk untuk menghentikan kelas kuliah hanya karena terucap dan membahas paham Marxisme. Tentu saja pengetahuan aparat dan warga yang takut hantu komunisme tak sebanding dengan apa yang sedang dipelajari di ranah kajian ilmiah. Pemahaman yang sepotong dan dari satu sudut pandang inilah yang menciptakan ketakutan dan parahnya dimanifestasikan dalam bentuk aturan-aturan larangan sampai tindak kekerasan.

Jadi, amat tidak sulit untuk mau membuka pikiran dengan banyak belajar sejarah bangsa sendiri. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang komunisme tak lantas langsung menjadikanmu sebagai komunis sejati. Marxisme beserta komunismenya tak beda dengan teori-teori ilmu sosial lainnya seperti Liberalisme, Merkantilisme dan banyak lagi. Bagaimana bisa begitu saja membenci padahal sebenarnya tak begitu paham dengan apa yang dibenci. Ini khas penyakit masyarakat bangsa Indonesia juga untuk kasus-kasus kebencian lainnya seperti fanatisme agama atau diskriminasi rasial. Mudah menyimpulkan dan bersumbu pendek. 

Dirgahayu RI ke 70. Segeralah untuk move on mengusir imperialisme Orde Baru, karena segala masalah bangsa ini tak sedikit yang berasal dari tradisi-tradisi 32 tahun Orde Baru berkuasa.
Berita

[i] http://regional.kompas.com/read/2015/08/15/13235241/Gambar.Simbol-simbol.PKI.di.Karnaval.HUT.RI.Dimusnahkan
[ii] http://regional.kompas.com/read/2015/08/15/16531191/Kodim.Pamekasan.Mengaku.Kecolongan.soal.Atribut.PKI.
[iii] http://regional.kompas.com/read/2015/08/16/13173561/Soal.Atribut.PKI.di.Karnaval.Bupati.Akan.Klarifikasi.ke.Presiden.Jokowi
[iv] http://regional.kompas.com/read/2015/08/16/00352951/MKKS.Tema.PKI.Sudah.Ditentukan.Panitia.Karnaval

0 komentar:

Posting Komentar