Jumat, 15 Juli 2016

Bumi Itu Datar, Tahu Bulat Itu Gurih

Leave a Comment
http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/776864/big/034174800_1418017374-flat-earth.jpg
Bentuk Bumi menurut pengagum Flat Earth

Jika Bumi itu bulat, kenapa ketika naik pesawat ketinggiannya tidak berubah-ubah?

Hampir tiap kali saya membuka facebook dan mengamati tiap tulisan-tulisan bertebaran di beranda maupun tautan yang sedang dibagikan selalu menemukan hal baru yang menambah informasi. Seperti pada siang itu, ditengah sedang asik mengamati tiap status tulisan yang mampir di beranda saya terhenti kepada postingan salah satu teman di Facebook yang menyertakan sebuah screenshoot sebuah grup bertuliskan Indonesian Flat Earth Society (Komunitas Bumi Datar Indonesia). Sontak saya mengernyitkan dahi terheran-heran karena sampai ada sekumpulan orang yang masih menganggap Bumi itu datar.


Sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar dan dikenalkan dengan bermacam  benda-benda luar angkasa, dijelaskan bahwa yang ditinggali manusia sekarang ini adalah sebuah planet Bumi berbentuk bulat. Foto-foto Bumi bulat diperlihatkan lewat buku pelajaran lengkap dengan rotasi Bumi pada porosnya yang mengakibatkan 24 jam waktu siang dan malam, juga revolusi Bumi mengelilingi matahari selama 365 hari atau setahun lamanya.

Saya ingat betul perumpaan pertama yang saya ingat untuk menjelaskan Bumi itu bulat adalah sebuah kapal yang cerobongnya terus tenggelam ketika menjauh meninggalkan pesisir pantai menuju ke tengah sampai tak terlihat kasat mata lagi. Kemudian ketika kapal bertolak untuk mendatangi pesisir daratan, cerobong kapal yang adalah bagian tertinggi dalam badan kapal tampak muncul terlebih dahulu, sampai akhirnya makin mendekat dan menampakkan keseluruhan kapal secara utuh. Apa ini ternyata juga salah? Cobalah sendiri membuktikannya

Belum lagi soal penerbangan Buenos Aires ke Sydney yang hanya memakan waktu 8 jam saja. Ini karena pesawat tersebut langsung memotong melewati kutub selatan. Juga saat ujicoba pesawat Airbus A-380 dari Johannesburg Afrika Selatan ke Sydney Australia yang cuma memakan waktu 18 jam saja. Bayangkan jika Bumi itu datar maka waktu sesingkat itu tidak mungkin didapat dan secara teknis menurut peta Bumi datar bahkan amat tidak mungkin rute perjalanan langsung seperti itu karena harus memutar jauh, kecuali dibantah lagi bahwa lewat lubang ghaib. Itu juga sekaligus mematahkan bahwa Bumi ada batas tembok besar yang tidak akan bisa ditembus.

Soal satelit stasiun luar angkasa juga dibantah yang katanya hanya hoax kerjaan Hollywood. Waduh ncen keblinger tenan kakean nguntal konspirasi recehan, trus bagaimana kita bisa berkomunikasi lewat telepon selluler, nonton siaran televisi, saat ini kalau satelit tidak ada? Soal ketinggian pesawat yang dikatakan stabil dan menjadi bukti bahwa Bumi itu datar, oleh Profesor astrofisika dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dipaparkan bahwa ketinggian pesawat diukur secara relatif terhadap permukaan Bumi. Ukurannya yang besar membuat kelengkungan Bumi tidak begitu dirasakan.

Lebih prihatin ketika saya melihat artikel Bumi datar begini masuk dalam sebuah akun Line Hidden Secret dan keprihatinan memuncak ketika melihat komentar-komentar di akun tersebut yang kemudian dengan mudahnya auto murtad, eh auto percaya bahwa Bumi itu datar. Tapi ya memang kesalahan saya juga sih ngapain ngikuti akun receh macam Hidden Secret itu hahaha. Sebenarnya masih banyak lagi bermacam-macam alasan yang dilontarkan oleh komunitas Bumi datar itu. 

Dalam ranah sains, keyakinan-keyakinan macam begitu masuk dalam pseudosains, lebih-lebih pandangan Bumi itu datar juga ditampilkan dengan gaya ngilmiyah. Padahal ya mung asal njeplak. Tapi ternyata tentu ada maksud lain sehingga mereka dengan gigih membela bahwa Bumi itu datar, untuk urusan ini saya sarankan untuk dicari tahu sendiri sajalah, silahkan mampir ke situs, blog atau grup mereka di facebook. Nanti silahkan disimpulkan sendiri hehehe.

Saya gak ngerti lagi bagaimana para astronot di berbagai negara-negara maju yang tidak hanya Amerika menanggapi militansi kelompok Bumi datar ini, mungkin ini bisa menyebabkan manuver pesawat luar angkasa berbalik arah ke lokasi tempat dimana anak-anak pecinta Bumi datar sibuk memposting. Atau mungkin mereka sebenarnya hanya penasaran saja ingin diajak jalan-jalan ke luar angkasa. Disaat negara-negara lain sudah ekspansi ke planet lain selain Bumi, ngomongin Bumi datar memang ra konkret blas. Mending merasakan gurihnya tahu bulat yang tiap hari lewat digoreng lima ratusan enak!.

Oh iya, kalau menanyakan kenapa kok harus tahu bulat, karena tahu datar kotak-kotak tentu sudah dahulu ada dan butuh pembuktian lain kalau ternyata yang bulat tak kalah enaknya. Mirip seperti pemahaman purba yang melihat bahwa Bumi itu datar karena hanya sebatas mata memandang. Gimana, sudah pas belum? Kalo belum silahken berkomentar, saya pusing hehehe.

0 komentar:

Posting Komentar